• Jelajahi

    Copyright © bodi.web.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Raja Keraton Surakarta Pakubuwana XIII Tutup Usia

    bodi.web.id
    03 November 2025, November 03, 2025 WIB Last Updated 2025-11-03T21:55:27Z
    [[---]]
    [[---]]

    Raja Keraton Surakarta Pakubuwana XIII Tutup Usia

    Kabar duka menyelimuti dunia kebudayaan Jawa dan keluarga besar keraton di Surakarta saat Sri Susuhunan Pakubuwono XIII (PB XIII) tutup usia pada Minggu pagi, 2 November 2025. Beliau meninggal dunia pukul 07.30 WIB di Rumah Sakit Indriati, Sukoharjo setelah menjalani perawatan panjang akibat komplikasi penyakit dan usia lanjut.


    Latar Belakang & Kenaikan Takhta

    Pakubuwono XIII lahir dengan nama Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hangabehi pada 28 Juni 1948 di Surakarta. Ia adalah putra tertua dari PB XII dan diangkat menjadi Susuhunan Kasunanan Surakarta Hadiningrat melalui prosesi penobatan pada 10 September 2004. Masa takhta beliau berlangsung hingga wafatnya, menandai sekitar 21 tahun kepemimpinan.

    Selama masa pemerintahannya, PB XIII dikenal sebagai figur yang aktif menjaga warisan budaya keraton, menginisiasi berbagai upacara adat seperti Labuhan, Grebeg, dan Kirab Malam 1 Sura. Ia juga berupaya mengakhiri dualisme kepemimpinan dalam keluarga keraton yang sempat terjadi di awal masa pemerintahannya, melalui rekonsiliasi yang akhirnya terjadi pada tahun 2012.


    Wafat dan Prosesi Pemakaman

    Kondisi kesehatan PB XIII memburuk sejak akhir September 2025, ketika beliau mulai menjalani perawatan intensif. Pihak Keraton Kasunanan Surakarta kemudian mengumumkan bahwa prosesi pemakaman akan digelar Rabu, 5 November 2025 di Makam Raja-raja Imogiri, Yogyakarta — sebagai bagian dari tradisi dan penghormatan terhadap leluhur keraton. Rute keberangkatan jenazah serta prosesi takhta telah disiapkan dengan seksama, termasuk kereta jenazah yang akan melewati sejumlah titik penting di Surakarta sebelum menuju Imogiri.


    Warisan Budaya dan Kepemimpinan

    Sebagai raja keraton, PB XIII tidak hanya bertugas sebagai simbol adat, tetapi juga sebagai penggerak pelestarian budaya Jawa—dari gamelan, tari Bedhaya, hingga tosan aji.Di tengah modernisasi dan tantangan zaman, beliau mencoba menjaga konsistensi keraton sebagai ruang kebudayaan yang relevan bagi generasi muda.

    PB XIII juga dikenal rendah hati dan dekat dengan masyarakat. Beberapa program keraton yang didukungnya mencakup revitalisasi warisan budaya, kampanye vaksinasi dalam wilayah keraton, serta pembukaan kawasan keraton untuk wisata budaya.


    Duka dan Penghormatan

    Wafatnya Pakubuwono XIII meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga keraton dan abdi dalem, tetapi juga masyarakat Surakarta dan para pencinta budaya Jawa. Berbagai pihak menyampaikan penghormatan dan doa atas kepergiannya. Prosesi penguburan nanti akan menjadi momen penghormatan terakhir yang penuh makna—memadukan tradisi, kebudayaan, dan keagungan sejarah.


    Dengan berpulangnya Pakubuwono XIII, satu era panjang di Keraton Kasunanan Surakarta telah berakhir. Namun warisan beliau—baik dalam bentuk nilai budaya maupun integrasi keraton dalam masyarakat modern—akan terus hidup. Peran beliau sebagai penjaga adat dan simbol kebudayaan Jawa akan dikenang dalam setiap denting gamelan, setiap tarian bedhaya, dan dalam jejak-jejak sejarah yang tertulis di halaman keraton.



    Komentar

    Tampilkan

    Terkini