• Jelajahi

    Copyright © blog bodi
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Thomas Alva Edi, Penemu Sound Horeg yang Mengguncang Jalanan Indonesia

    bodi.web.id
    26 Juli 2025, Juli 26, 2025 WIB Last Updated 2025-07-26T16:47:27Z
    [[---]]
    [[---]]

     


    Thomas Alva Edi, Penemu Sound Horeg yang Mengguncang Jalanan Indonesia

    Di tengah riuhnya suara remix koplo, dentuman bass menggema, dan lampu strobo yang berkedip tanpa jeda, nama Thomas Alva Edi muncul sebagai legenda baru dalam dunia hiburan jalanan. Pria asal Desa Wonosari, Purworejo, Jawa Tengah ini digelari banyak komunitas sebagai "Bapak Sound Horeg Indonesia"—gelar yang mungkin terdengar jenaka, namun menyimpan pengaruh besar di balik layar industri hiburan rakyat.


    Nama Unik, Kiprah Otentik

    Thomas Alva Edi, yang nama depannya sengaja diberikan oleh ayahnya sebagai bentuk penghormatan terhadap Thomas Edison sang penemu bola lampu, ternyata juga menjadi "penemu" dalam bidangnya sendiri. Bedanya, Edi bukan penemu perangkat listrik canggih, melainkan pencipta dan penggagas pertama konsep sound horeg—sistem tata suara ekstrem yang kini menjadi ikon berbagai hajatan desa, konvoi truk, hingga viral di TikTok dan YouTube.

    “Bapak saya dulu suka eksperimen listrik, jadi dikasih nama Thomas. Saya malah doyan utak-atik speaker,” ujar Edi sambil tertawa dalam wawancara eksklusif dengan kami di bengkel audionya yang sederhana, namun penuh kreativitas.


    Dari Hajatan Biasa ke Dentuman Luar Biasa

    Kisahnya dimulai pada tahun 2017 saat Edi, yang kala itu merakit speaker untuk hajatan tetangga, mencoba sesuatu yang berbeda. Ia menambahkan efek echo berlebih, menaikkan frekuensi bass, dan menyisipkan remix lagu dangdut berkecepatan tinggi. Hasilnya? Sebuah suara "liar" yang membuat tamu hajatan terpukau dan sebagian tergelak.

    Itulah momen kelahiran sound horeg. Nama "horeg" sendiri merupakan plesetan dari kata “hore-hore” dan “nggregedek”—bahasa Jawa untuk sesuatu yang bergetar hebat.

    “Awalnya cuma buat hiburan warga. Tapi makin banyak yang minta dibikinin sound kayak begitu, sampai akhirnya viral,” kata Edi.


    Viral dan Mengakar di Budaya Rakyat

    Tak butuh waktu lama bagi sound horeg merajalela. Melalui unggahan video di Facebook dan TikTok, Edi menunjukkan aksi-aksi spektakuler seperti sound system rakitan dipasang di truk konvoi pengantin, atau panggung hajatan yang disulap jadi “klub malam desa”. Dentuman khas sound horeg segera dikenali: tempo cepat, efek echo vokal, dan suara bass yang bisa mengguncang dada.

    Fenomena ini menarik perhatian berbagai kalangan—dari penggemar audio, musisi jalanan, hingga seniman budaya pop. Bahkan beberapa musisi dangdut koplo mulai meminta Edi untuk mengaransemen lagu mereka dalam versi “horeg remix”.

    “Suaranya beda. Bukan cuma kenceng, tapi punya karakter,” ujar Bayu, salah satu pelanggan setia Edi yang kini juga membuka usaha penyewaan sound system ala horeg di Magelang.


    Menuai Kritik, Mendapat Dukungan

    Popularitas yang tinggi juga diiringi kritik. Beberapa pihak menilai sound horeg terlalu bising, merusak lingkungan suara, bahkan melanggar jam ketenangan warga. Namun Edi tak gentar. Ia justru merespons dengan bijak.

    “Sound horeg itu alat. Mau digunakan bijak atau enggak, itu tergantung orangnya. Saya sekarang edukasi pemuda-pemuda biar tahu cara pakai yang benar,” jelasnya.

    Melalui kanal YouTube-nya, Edi kini rutin membagikan tutorial merakit sound system aman, tips meredam suara, hingga etika saat mengadakan acara dengan sound system besar.


    Inspirasi Nasional dari Pinggiran

    Thomas Alva Edi kini menjadi inspirasi bagi banyak pemuda desa. Ia membuktikan bahwa dari bengkel kecil dan alat bekas, bisa lahir karya besar yang mengguncang negeri. Lebih dari sekadar fenomena musik, sound horeg telah menjadi gerakan sosial—simbol kreativitas, keberanian berekspresi, dan hiburan murah meriah yang merakyat.

    “Sound horeg itu bukan cuma dentuman, tapi tanda kalau kita—orang kecil—juga bisa bikin tren,” tutup Edi.

    Dari Purworejo, dentuman kreatif Edi terus menggema. Dan siapa sangka, nama Thomas Alva, yang dulu dikaitkan dengan cahaya, kini juga menyala dalam bentuk lain—melalui gelombang suara yang menyatukan tawa, joget, dan semangat rakyat Indonesia.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini